Rabu, 22 Juli 2009

LAPORAN KKN UNESA TAHUN 2007

BAB I
PENDAHULUAN


Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu dari program di Universitas Negeri Surabaya yang merupakan realisasi dari falsafah pendidikan tinggi di Indonesia berlandaskan UUD 1945 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistern Pendidikan Nasional juncto Peraturan Pernerintah Republik Indonesia Nomor 30 tahun 1990 tentang pendidikan tinggi.

A. Pengertian Kuliah Kerja Nyata Usaha ( KKN- U )
Pengertian KKN itu sendiri adalah sebagai berikut: "KKN sebagai kegiatan intrakurikuler dilaksanakan dengan penempatan mahasiswa dari suatu tingkat studi tertentu dengan ketentuan ketentuan antar disiplin ilmu pengetahuan (interdisipliner) di daerah daerah yang meliputi sejumlah desa untuk waktu tertentu
Mahasiswa dibekali terlebih dahulu dengan berbagai bidang ketrampilan sehingga di samping keahliannya dalam jurusan masing masing, mereka menclapatkan kernarnpuan untuk turut memecahkan problem yang dihadapi desa secara menyeluruh, di bawah koordinator Dosen Pembimbing. Para mahasiswa peserta KKN dapat mernbantu pernbinaan kelompok UPPKS, kelompok pengusaha kecil, koperasi, pemuda potensi desa dalam pengembangan desa menuju kepacla swadaya masyarakat desa. Dengan demikian program KKN dapat menjadi sarana pendiclikan non formal yang berdayaguna clan berhasilguna.
Sejalan dengan Memorandum Bersama antara Kantor Menteri Negara Kepencludukan/BKKBN dan Departemen Pendidikan clan Kebudayaan Nomor 278/HK 1 04/ E6/1996 dan Nomor 031 4/U/1996 tentang "Peran serta mahasiswa Indonesia dalam Program Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka peningkatan penanggulangan kerniskinan melalui Program Kegiatan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Indonesia, salah satunya clapat dilakukan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 tahun 1984 tentang Pendidikan dan Generasi Muda di mana kebijaksanaan tentang mahasiswa manunggal dengan rakyat yang merupakan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN merupakan kegiatan intrakurikuler daiam bentuk kegiatan terpadu antara pendidikan dan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner dan lintas sektoral yang ditujukan untuk pengembangan kepekaan rasa dan kognisi sosial mahasiswa serta membantu proses pernbangunan di pedesaan.
Berdasarkan pengertian itu, maka KKN merupakan suatu kegiatan terpadu antara pendidikan clan pengabdian pada masyarakat. Mahasiswa dalam melaksanakan tugas harus tinggal di desa dan bekerja selama jangka waktu tertentu guna mernbantu masyarakat pedesaan dalam melaksanakan pernbangunan dan membantu memecahkan masalah masalah yang dihadapi dalarn pembangunan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat peclesaan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan. Olen karena itu dalam pelaksanaannya, KKN memiliki ciri khusus sebagai berikut:

1. KKN merupakan keterpaduan dharma pendidikan, penellitian dan pengabdian pada masyarakat
Dalam hal ini KKN merupakan kelengkapan yang ticlak berdiri sendiri serta tidak terpisahkan dari tujuan dan isi pendidikan lainnya. Karena itu sebagai kegiatan pendidikan KKN merupakan bagian integral dari kurikulum pendidikan S1 dan melalui KKN mahasiswa diperkenalkan secara langsung dengan permasalahan masyarakat serta cara kerja antar sektoral dan atau interdisipliner. Dalam kaitannya dengan penelitian mahasiswa diajak untuk menelaah, meneliti, merumuskan permasalahan pembangunan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, menganalisis dan memberikan pemecahan masalah serta langkah langkah solusinya.
Sedangkan sebagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, mahasiswa akan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) secara ilmiah dan melembaga, langsung kepada masyarakat yang menikmati manfaat.

2. Interdisipliner dan Lintas Sektoral
Pola berfikir yang ingin dikembangkan melalui KKN dilandasi oleh kenyataan bahwa hampir setiap masalah kehidupan dalam masyarakat selalu mempunyai kaitan satu dengan yang lain, sehingga menjadi rumit. Dengan demikian pendekatan monodisiplin menjadi kurang atau tidak berhasil guna. Oleh karena itulah di dalam KKN mahasiswa dituntut untuk berlatih memecahkan masalah secara interdisipliner dan terpadu.

3. Komprehensip dan intrakurikuler
Dalam hal ini KKN berfungsi sebagai pengikat dan perangkum semua isi kurikulum yang telah ada. Dengan demikian diharapkan masing masing individu mahasiswa pelaksana KKN akan menampilkan dirinya sebagai seorang sarjana sesuai dengan bidang keilmuannya (sosok profesional).

4. KKN berdimensi luas, pragmatis dan praktis.
KKN mempunyai falsafah dan tujuan yang sama sekali berbecla dengan apa yang clikenal sebagai Program Praktek Lapangan (PPL)., Kemah Kerja Mahasiswa (KKM), Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan kegiatan lainnya yang bertolak clan bergerak sebatas bidang ilmu yang dipelajari. Meskipun mungkin bersifat ilmiah, tetapi cenderung bersifat sempit (monodisiplin). Di dalam KKN kegiatannya berpangkal tolak dari permasalahan nyata yang ada di masyarakat sehingga upaya pemecahannya perlu didekati dengan menggunakan segala ilmu, pengetahuan dan teknologi yang suclah, seclang clan akan dipelajari oleh para mahasiswa baik secara individu maupun kelompok. Karena program KKN berasal dari permasalahan yang ada di masyarakat maka program ini menjadi pragmatis dan praktis.


5. Partisipasi aktif masyarakat
Oleh karena misi utama KKN adalah turut menggerakkan masyarakat, dalam pembangunan melalui berbagai kegiatan misalnya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan kewirausahaan maka seluruh program dalam KKN harus senantiasa melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat setempat baik secara keseluruhan maupun sebagian.

B. Dasar Kuliah Kerja Nyata (KKN)
KKN sebagai salah satu unsur dari kurikulum wajib di Universitas Negeri Surabaya dilakukan dan ditetapkan berdasarkan atas:
1. Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pernerintah Nomor 30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi.
3. Memorandum Bersama antara Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 278/HK 1 04/E6/1996 dan Nomor 031 4/U/1996 tentang peran serta mahasiswa Indonesia dalam Program Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka peningkatan penanggulangan kemiskinan melalui Program Kegiatan Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Indonesia.
4. Visi dan Misi Universitas Negeri Surabaya:

1) Visi
Menghasilkan tenaga kependidikan dan non kependidikan yang memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif berwawasan kebangsaan yang berdasarkan yang berdasarkan Pancasila, berperan aktif dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia.



2) Misi
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan pernbangunan melalui pendidikan. Menyiapkan tenaga kerja handal di bidang kependidikan dan non kependidikan yang mempunyai kernampuan akademik atau profesional pada taraf yang memadai sehingga memiliki keunggulan kompetitif di pasar kerja. Dengan demikian lulusan Universitas Negeri Surabaya mudah terserap oleh pasar kerja, baik sebagai pekerja di suatu instansi maupun sebagai pencipta lapangan kerja sendiri sebagai wirausaha.
Mengembangkan IPTEKS yang dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (imtaq) untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

C. Tujuan Kuliah Kerja Nyata
1. Agar supaya lembaga pendidikan tinggi (Universitas Negeri Surabaya) menghasilkan sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati masalah yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam pernbangunan, dan belajar menanggulangi masalah masalah tersebut secara pragmatis dan interdisipliner.
2. Membantu sivitas akademika dalam mendorong dan memacu pengembangan budaya kewirausahaan di Universitas Negeri Surabaya .
3. Membantu percepatan terwujudnya calon sarjana yang berjiwa wirausaha dan sadar terhadap masalah masalah di sekitar lingkungannya.
4. Untuk lebih mendekatkan lembaga pendidikan tinggi pada masyarakat dan lebih mendekatkan/menyesuaikan diri dengan tuntutan pembangunan.
5. Membantu pernerintah dalam mempercepat gerak pembangunan dan mempersiapkan kader kader pembangunan di pedesaan.
6. Mengembangkan kerjasama antar disiplin ilmu.



D. Sasaran Kuliah Kerja Nyata
I. Mahasiswa
a. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang: Cara berfikir dan bekerja interdisipliner atau lintas sektoral, Kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan pada umumnya dan pengembangan daerah pedesaan pada khususnya. Mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dersa dalarn pembangunan serta konteks keseluruhan masalah pembangunan pengembangan daerah pedesaan.
b. Mendewasakan alarn pikiran mahasiswa dalarn setiap penelaahan dan pemecahan masalah yang ada di masyarakat secara pragmatis i1miah, khususnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.
c. Memberikan ketrampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan program program pengembangan dan pembangunan desa, serta kegiatan wirausaha.
d. Membina mahasiswa agar menjadi seorang inovator, motivator dan problem solver
e. Memberikan pengalaman dan ketrampilan kepada mahasiswa sebagai kader pembangunan yang berwawasan kewirausahaan, disamping diharapkan terbentuknya sikap dan rasa cinta serta tanggung jawab terhadap kemajuan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan, sehingga kelak setelah menjadi sarjana sanggup ditempatkan di mana saja.

II. Perguruan Tinggi
a. Universitas Negeri Surabaya akan lebih mantap dalam pengisian i1mu atau pendidikan kepada mahasiswa, dengan adanya umpan balik sebagai hasil integrasi mahasiswa dengan masyarakat, dengan demikian kurikulum perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan pembangunan.
b. Tenaga pengajar memperoleh berbagai kasus yang dapat digunakan sebagai. Contoh dalarn proses pendidikan.
c. Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara Universitas Negeri Surabaya sebagai pusat iu dan teknologi dengan instansi instansi, dinas dinas atau lembaga terkait lainnya dalam melaksanakan pembangunan.
d. Ilmu yang dikembangkan di Universitas Negeri Surabaya akan lebih terasa faedahnya dalarn pengarahan berbagai masalah pembangunan.
e. Mempercepat pengembangan program budaya kewirausahaan di Universitas Negeri Surabaya.

III. Masyarakat
a. Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan serta melaksanakan proyek pembangunan, serta menggalakkan usaha ekonomi produktif bagi ma syarakat kecil di pedesaan.
b. Cara berfikir, bersikap dan bertindak akan lebih ditingkatkan dan sesuai dengan program pembangunan.
c. Memperoleh pembaruan pembaruan yang diperlukan.
d. Terbentuknya kader kader pembangunan di dalam masyarakat sehingga terjamin terbentuknya penerus penerus pembangunan.

E. Program Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Program kegiatan KKN Universitas Negeri Surabaya tahun 2007 lahir dari kegiatan kegiatan mahasiswa dalam melakukan identifikasi masalah seluruh lokasi KKN di desa desa wilayah Kabupaten Gresik dengan pendekatan "bottom up", dengan mengutamakan keobyektifan dan kebutuhan masyarakat lokasi KKN. Program program kegiatan yang sangat menyentuh kehidupan masyarakat dewasa ini yang sangat krusial adalah masalah masalah yang berhubungan dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat (usaha ekonomi produkti di lokasi KKN. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa peserta KKN dapat melaksanakan dan menggali permasalahan permasalahan untuk disusun menjadi program program kegiatan KKN.
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA

A. Pendekatan Sosial
Sebelum pelaksanaan KKN, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi program-program kegiatan KKN kepada mahasiswa melalui ketua jurusan di lingkungan Unesa. Yang dimaksud dengan penclekatan sosial ialah suatu proses komunikasi untuk menjelaskan maksud clan tujuan program KKN kepada sernua pihak yang tersangkut kegiatan program KKN.
Tujuan pendekatan sosial adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan nyata mengenai tujuan, sasaran, program dan pelaksanaan KKN. Apabila semua pihak memahami segi segi positif dan manfaat kegiatan KKN, maka diharapkan tercipta clan tumbuh kerjasama dan peran serta aktif dalam pelaksanaan program KKN. Yang menjadi sasaran dan harus dibina dalam pendekatan sosial ini ialah:
1. Lingkungan Universitas Negeri Surabaya, yang meliputi sivitas akademika baik Dosen, Asisten, mahasiswa, maupun karyawan (termasuk Pimpinan Universitas, Fakultas, dan Jurusan).
2. Lingkungan luar Universitas Negeri Surabaya mencakup masyarakat luas melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa). serta instansi/dinas yang terkait, pamong desa, tokoh masyarakat, serta Perguruan Tinggi lain melalui Forum Komunikasi KKN.
Sedangkan materi yang perlu disebarluaskan kepada pihak pihak tersebut antara lain mengenai latar belakang, pengertian, dasar dan tujuan program KKN maupun tugas tugas/kegiatan mahasiswa KKN.

B. Peserta KKN
Peserta KKN Universitas Negeri Surabaya tahun 2007 adalah mahasiswa angkatan tahun 2003/2004 atau angkatan sebelumnya yang belum memprogram mata kuliah KKN, dari semua fakultas di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Secara rinci adalah sebagai berikut:

1. FIP 102 mahasiswa
2. FBS 4 mahasiswa
3. FMIPA 109 mahasiswa
4. FIS 55 mahasiswa
5. FT 181 mahasiswa
6. FIK 3 mahasiswa
7. FE 153 mahasiswa
Sehingga secara keseluruhan, peserta KKN Universitas Negeri Surabaya tahun 2007 yang kegiatannya di wilayah Kabupaten Gresik dan kota Surabaya sejumlah 611 mahasiswa.

C. Lokasi KKN
Penentuan lokasi dilakukan bersama sama dengan Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Timur, Universitas Negeri Surabaya memperoleh daerah binaan di Kabupaten Gresik dan daerah pinggiran kota Surabaya.
Sebagai kriteria pemilihan lokasi di Kecamatan dan desa di wilayah Kabupaten Gresik antara lain dengan memperhatikan potensi, masalah, efisiensi dan efektivitas pernantauan dan pembimbingan mahasiswa KKN, kemampuan untuk menangani dan tidak menjadi lokasi KKN dari Perguruan Tinggi yang lain.
Disamping itu menjadi pertimbangan pula keadaan lokasi/desa yang sekiranya perlu mendapat pembinaan agar tidak terlalu ketinggalan dengan desa desa lainnya.
Jadi perlu juga diperhatilkan kebutuhan obyektif yang diperlukan oleh suatu desa. Lokasi kegiatan KKN Universitas Negeri Surabaya tahun 2007 meliputi 2 Kecamatan terdiri 50 desa dengan rincian sebagai berikut:
1. Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik
2. Kecamatan Balong Panggang Kabupaten Gresik



D. Persiapan Penerjunan Mahasiswa KKN
Sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatannya di desa lokasi KKN, maka mahasiswa wajib mengikuti "pembekalan" atau "pendidikan dan pelatihan KKN" dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memahami clan menghayati arti clan tujuan KKN.
2. Memiliki pengetahuan clan ketrampilan yang berkaitan dengan kewirausahaan,
3. Memperoleh petunjuk cara bersikap, berkomunikasi clan bekerja dalam kelompok secara interdisipliner clan lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di lapangan.
4. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan praktis yang dibutuhkan untuk bekerjasama dengan masyarakat atau Usaha Kecil/Menengah di lokasi KKN.
5. Mengembangkan budaya kewirausahaan sesuai dengan program studinya.
6. Melakukan studi pasar clan membuat usulan atau rencana kegiatan KKN.

Bahan pelatihan merupakan seperangkat paket pelatihan berupa materi antara lain:
1. Materi pokok tidak terjadwal, namun mahasiswa wajib membaca dan mempela¬jarinya sendiri, terdiri dari:
a. Sejarah, falsafah clan pengertian umum KKN,
b. Tujuan, Sasaran clan status KKN,
c. Kebijakan pelaksanaan KKN di Universitas Negeri Surabaya

2. Materi pokok terjadwal, meliputi:
a. Operasionalisasi KKN di Universitas Negeri Surabaya,
b. Metode penyusunan rencana program kegiatan KKN (identifikasi masalah, penentuan program, analisis SWOT dan KUWAT).
c. Sistem evaluasi KKN,
d. Kewirausahaan,
e. Keterkaitan kegiatan unggulan di Jurusan/Prodi dengan program KKN,
f. Mengenal karakter dan potensi usaha desa,
g. Kegiatan survei ke lokasi desa KKN di Gresik,
h. Pernaparan hasil survei lokasi KKN,
i. Praktik rancang bangun TTG atau keahlian lain,
j. Penyusunan proposal/usulan kegiatan KKN di lokasi,
k. Evaluasi/tes akhir pendidikan dan pelatihan.

Metode penyajian materi latihan dilakukan dengan cara tatap muka berupa cerarnah, diskusi, tanya jawab, simulasi, pemberian tugas, dan praktek bagi materi latihan dengan percontiohan/demonstrasi.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan KKN Universitas Negeri Surabaya tahun 2007 dilaksanakan di tingkat Jurusan/Fakultas, dan di tingkat Universitas/LPM.
Pelaksanaan survei di desa desa lokasi KKN (50 desa) di Kabupaten Gresik.
a. Pendidikan dan pelatihan tahap 1, tanggal 8 s.d 12 Mei 2007. Tempat di Jurusan/Fakultas masing masing.
b. Pernbekalan tahap 11, tanggal 22 s.d 30 Mei 2007. Tempat di Kampus Ketintang.

D. Penerjunan Mahasiswa ke Lokasi KKN
Penerjunan mahasiswa KKN ke lapangan diatur dalam satu tahapan. Mahasiswa yang dapat mengikuti tahapan tahapan operasional kegiatain KKN adalah mahasiswa yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus Pendidikan dan Pelatihan KKN tahun 2007.
Setelah mahasiswa memperoleh materi Pendidikan dan Pelatihan diharapkan mahasiswa sudah bertambah jelas tentang apa saja yang harus dilakukan dan diikuti selama melaksanakan KKN.
Sebelum mahasiswa memasuki tahapan operasional terlebih dahulu mahasiswa yang ditunjuk sebagai wakil tiap desa, yang dianggap mampu untuk melakukan penggalian data, bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) melakukan survei/identifikasi di lokasi KKN. Survei tersebut untuk mengumpulkan data/observasi lokasi agar diperoleh informasi secara rinci mengenai potensi dan kondisi desa.
Selain menggunakan metode observasi, pencarian informasi dapat dilakukan dengan wawancara atau melalui data dokumentasi. Hasil survei tersebut digunakan sebagai bahan penyusunan program kegiatan KKN selama di lokasi. Program itu baik yang ada relevansinya dengan bidang kewirausahaan, maupun tujuh sektor pembangunan.

E. Penempatan Mahasiswa
Sistem penempatan mahasiswa didasarkan pada konsentrasi kualifikasi minat kewirausahaan dengan pola desa. Artinya penempatan mahasiswa di desa harus bisa mewakili seluruh dusun/dukuh yang ditempati. Pembagian sub kelompok di desa diatur sendiri oleh mahasiswa berdasarkan kesepakatan, dan dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Dasar pertimbangan pembentukan kelompok mahasiswa adalah¬:
1. Jurnlah desa di setiap kecamatan,
2. Ratio jenis kelamin mahasiswa,
3. Pertimbangan jurusan/fakultas,
4. Kualifikasi minat kewirausahaan,
5. Satu desa terdiri atas 8 sampai dengan 12 mahasiswa,


D. Strategi Pelaksanaan Program KKN
KKN bersifat "bottom up", artinya mahasiswa peserta KKN diberi keleluasaan secara mandiri mengidentifikasi masalah masalah yang ditemukan di desa lokasi KKN. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan dan melaksanalkan program kegiatan tersebut. DPL berperan sebagai pembimbing, pengarah dan pernbina pelaksanaan kegiatan tersebut. Tim Pengelola KKN tidak memaketkan program program, sehingga lahirnya tema KKN berdasarkan pada temuan temuan mahasiswa di lapangan. Pendekatan yang dapat dikembanglkan dalam hall ini antara lain melalui "pendekatan kasuistik" maupun 'focus group".
Program kerja yang telah disusun dilaksanalkan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan program kerja mahasiswa tetap menjaga kekompakan dan kerjasama antara mahasiswa, antara mahasiswa dengan masyarakat, pimpinan masyarakat, sehingga program kerja itu dapat terlaksana dengan bailk.
Program program kegiatan yang telah disusun tidalk dimaksudkan untuk dikerjakan oleh mahasiswa. Mahasiswa diperlukan sebagai pendorong, penggerak, pemrakarsa dalam melihat setiap permasalahan di desa. Untuk mengetahui dan memudahkan kendali tentang program yang telah dan akan dilaksanakan selama satu bulan pelaksanaan KKN:
1. Mahasiswa membuat matrik jadwal kegiatan harian KKN.
2. Dalam matrik dicantumkan jenis kegiatan yang sudah dan akan dikerjakan.
3. Hasil yang diharapkan dan hasil yang nyata sebagai evaluasi dan kendali mahasiswa terhadap program atau proyek yang dilaksanakan.
4. Pengisian matrik dimulai dari had pertarna mahasiswa datang di desa, hingga berakhirnya KKN selama satu bulan.

D. Operasionalisasi KKN
KKN dilaksanakan selama 8 (delapan) minggu dengan pembagian kegiatan sebagai berikut:
IV. Selama 2 (dua) minggu dilaksanaan di dalam kampus dengan rincian:
a. Selama 1 (satu) minggu (tanggal 8 12 Mei 2007) Pendidikan dan Pelatihan di tingkat Jurusan/Fakultas di bawah tanggung jawab langsung Ketua Jurusan/Program Studi.
b. Selama 1 (satu) minggu (tanggal 22 30 Mei 2007) Pendidikan dan Pelatihan di tingkat Universitas yang dikoordinasikan oleh Tim Pengelola KKN di bawah tanggung jawab Koordinator Program KKN/LPM.
2. Selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 8 10 Juli 2007 dilaksanakan di lokasi KKN yaitu wilayah Kabupaten Gresik, yang dititikberatkan pada lokasi lokasi yang memiliki potensi wirausaha dan perlu dikembangkan.
3. Selama 4 (empat) hari mulai tanggal 25 23 Agustus 2007 dilaksanakan di dalam kampus untuk menyusun laporan, yang hasiInya diseminarkan, di bawah bimbingan DPL masing masing kelompok.

BAB III
HASIL KULIAH KERJA NYATA

A. Hasil Pelaksanaan Program Mahasiswa Peserta KKN
Hasil pelaksanaan program-program kegiatan mahasiswa peserta KKN di 3 (tiga) wilayah antara lain Kecamatan Karangpilang Surabaya, Kecamatan Benjeng Gresik, dan Kecamatan Balong Panggang Gresik, sebagai berikut:
1. Kecamatan Balong Panggang Gresik
a. Desa Kendiding
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Bimbingan Belajar dan Olimpiade Matematika dan Bahasa Inggris.
2) Pelatihan Pembuatan Nuget Ayam Saus Asam Manis kepada Ibu-ibu PKK.
3) Memberikan pelatihan Pramuka di SD Negeri Kedinding
4) Membantu mengajar di TK Dharma Wanita.
5) Membantu pelaksanaan karnaval TK se Kecamatan
6) Berpartisipasi dalam pelaksanaan lomba mewarnai gambar pada TK Dharma Wanita.
7) Mengikuti pertemuan PKK dan membantu administrasi dalam simpan pinjam.
8) Membuat makanan olahan dari bubur bayi dan biscuit untuk Balita Posyandu.
9) Membantu admnistrasi dan pelayanan di Posyandu.
10) Mengikuti pertemuan tentang sosialisasi PILKADA
11) Pertemuan Karang Taruna

b. Desa Kalimati
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Bimbingan Belajar pada siswa SDN Kalimati I, II dan III untuk bidang studi Matematika, IPA, Bahasa Inggris.
2) Pelatihan ketrampilan pembuatan kue Taklam dan Seni Memakai Jilbab bagi kader dan anggota PKK.
3) Membantu mengajar TPQ Baiturrokhim dusun Krajan dengan jumlah santri 300 orang.
4) Membantu kegiatan Posyandu pada pedukuhan Krajan, Tengahan, Grenseng dan Balong Gayam.
5) Membantu pembenahan administrasi TK dan pemenuhan mediai TK Dharma wanita Persatuan.
6) Membuka service sepeda motor biaya gratis yang dipelopori oleh mahasiswa Teknik Mesin Unesa.
7) Membantu program kegiatan Tujuh Belas Agustus.
8) Membantu mendata penduduk miskin, untuk mendapat bantuan berupa perbaikan rumah dengan dana per rumah Rp.1.700.000,-
9) Membantu sosialisasi PILKADA.

c. Desa Banjar Wungu
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar bagi siswa SD.
2) Memberikan ketrampilan kerajinan tangan dan kesenian bagi siswa SD.
3) Memberikan pelatihan masak pada ibu-ibu PKK dan semua warga.
4) Partisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakat.
5) Kegiatan kepramukaan
6) Kegiatan lomba Jalan Sehat dalam rangka HUT RI ke 62.
7) Mengadakan lombah Taman dan Toga di Balai Desa.
8) Pembinaan pengajian rutin.
9) Membantu pelaksanaan Posyandu.
10) Pembinaan Krang Taruna.

d. Desa Segodabancang
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membantu pelaksanaan pengajian Istighosah
2) Membantu mengajar di SD
3) Membantu mengajar di TK.
4) Pembenahan perpustakaan SD dan TK
5) Pembinaan olahraga bola voli. Bagi Karang Taruna
6) Pembinaan kesenian tari bagi Karang Taruna.
7) Pembenahan tanaman TOGA.
8) Membantu pelaksanaan Posyandu.

e. Desa Kendalsewu
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Service gratis bagi masyarakat pemilik sepeda motor se kecamatan Balong Panggang.
2) Memberi keterampilan pada Ibu PKK dalam pembuatan kerajinan tas macramé.
3) Pemberian keterampilan pada Ibu PKK dalam pembuatan produksi sari kedelai aneka rasa.
4) Pembuatan media pembelajaran untuk kelas 1 dan 2 SDN Kendalsewu.
5) Pembuatan media pembelajaran pada murid TK Dharma wanita.
f. Desa Kedung Bocok
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar bagi siswa TK, SD, MI, dan SLTP untuk membantu memecahkan masalah yang ditugaskan oleh sekolah.
2) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan social dalam rangka pelaksanaan Tujuh Belas Agustus.
3) Pelatihan memasak bagi ibu-ibu PKK.
4) Pelatihan kewirausahaan pembuatan cake dengan memodifikasi resep.
5) Membantu pelaksanaan Posyandu.
6) Pemberian informasi dan penyuluhan pertanian bekerjasama dengan Dinas Pertanian.
7) Tun Up gratis bagi penduduk desa yang memiliki sepeda motor.
g. Desa Janti
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar bagi siswa TK, SD dan SLTP yang bertempat di Posko KKN.
2) Membantu mengajar di TK dan SD.
3) Membantu kegiatan Posyandu.
4) Memberi pelatihan memasak pada ibu-ibu PKK dan remaja putri.
5) Perbaikan adminitrasi desa, pembuatan papan nama jalan, pemasangan rambu-rambu jalan, dan lain-lain.
6) Pelatihan komputer bagi siswa SLTP.
7) Pembinaan usaha kesehatan sekolah bagi siswa SD.
h. Desa Gempol Klutuk
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membantu melatih PBB, pemberian media gambar, dan penataan kelas di SD Gempol Klutuk.
2) Membuka bimbingan belajar gratis untuk murid-murid SD Gempol Klutuk.
3) Pembinaan kesejahteraan keluarga bagi ibu-ibu PKK.
4) Membantu pelaksanaan Posyandu.
5) Membantu pembuatan papan nama jalan di wilayah desa.
6) Pembinaan Karang Taruna melalui pembinaan manajemen organisasi remaja.
7) Membantu pengawasan dalam pelaksanaan penyuluhan normalisasi saluran air yang diselenggarakan oleh Disnaker Gresik.
8) Membantu sosialisasi pelaksanaan Pilkada.
9) Mendata rumah yang tidak layak huni.
10) Membantu pelaksanaan lomba menyambut HUT RI ke 62.
i. Desa Klantingsari
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar gratis bagi murid SD maupun MI difokuskan pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Ingris.
2) Memberikan penyuluhan serta keterampilan pada ibu PKK dalam pembuatan Kue Bolu.
3) Kerja Bakti di Balai Desa untuk menyambut HUT RI ke 62.
4) Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang Seminar pengenalan variasi media pembelajaran kepada guru-guru SD se Kecamatan Balong Panggang Gresik.
j. Desa Mliriprowo
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Bimbingan belajar grartis untuk siswa TK, SD/MI, dan SMP.
2) Membantu kegiatan belajar mengajar di TPQ.
3) Membantu proses belajar mengajar di TK , SD.
4) Pendataan rumah bamboo.
5) Pengecatan Balai Desa.
6) Penanaman tanaman hias di lingkungan desa.
7) Membantu dan memeriahkan pelaksanaan HUT RI ke 62.

k. Desa Kramat Temenggung
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Bimbingan belajar grartis untuk siswa SMP difokuskan pada pengerjaan LKS.
2) Program kegiatan pengajian ibu-ibu PKK dan remaja putri.
3) Membantu pelaksanaan Posyandu.
4) Melatih ketrampilan memasak bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.
5) Memberi pelatihan ketrampilan membuat pola baju bagi ibu PKK dan remaja putri.
6) Membantu mengajar di SDN Kramat Temenggung I.
7) Melatih ketrampilan membuat bunga dari sedotan bagi Ibu PKK dan remaja putri.
8) Membantu pelaksanaan kegiatan HUT RI ke 62
9) Membuka service gratis (tune up)

l. Desa Kemuning
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membantu pelaksanaan Posyandu dalam rangka penyuluhan penyusunan menu sehat.
2) Memberi pelatihan ketrampilan pembuatan nata de coco dari air kelapa bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.
3) Pembinaan kesenian tari untuk menyambut HUT RI ke 62.
4) Membantu mengajar siswa SD dan TK.
5) Membuka bimbingan belajar gratis.
6) Mengadakan ketrampilan membuat pudding Taoge bagi ibu-ibu PKK dan remaja putrid.
7) Mengadakan pelatihan ketrampilan membuat bunga dari kulit jagung.

m. Desa Mindugading
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka kegiatan bimbingan belajar bagi siswa SD dalam rangka menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS).
2) Penyuluhan tentang bahaya Narkoba bagi warga desa Mindugading.
3) Membantu Karang Taruna dalam pelaksanaan HUT RI ke 62.
4) Mengadakan pelatihan ketrampilan menjahit dan keserasian berbusana bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.
5) Mengadakan pelatihan ketrampilan membuat bunga plastic dari sedotan.
6) Membantu pelaksanaan Posyandu dalam kegiatan penimbangan Balita.
7) Membantu menyelesaikan pembenahan adminitrasi desa.

n. Desa Balong Panggang
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Pelatihan pemanfaatan limbah jerami untuk media jamur merang.
2) Membantu mengajar di SDN Balong Panggang I terutama pada pelajaran IPA.
3) Pelatihan admnitrasi dengan menggunakan system pembukuan bentuk C.
4) Membuka bimbingan belajar dengan menggunakan teknik belajar dengan baik serta teknik pemahaman membaca huruf dengan mudah dan cepat.
5) Pemanfaatan media poster sebagai media penyuluhan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
6) Penyuluhan tentang peningkatan gizi anak melalui empat sehat lima sempurna.
7) Metode dan teknik belajar secara tepat dan tepat pada bidang studi matematika.
8) Penyuluhan pengelolahaan limbah padi untuk meningkatkan mutu jerami padi terhadap pertumbuhan ternak sapi.
9) Pengembangan media Kartu Bergambar untuk pengenalan huruf dan angka pada siswa TK.
10) Pelatihan pembuatan hiasan busana dan lenan rumah berupa Smok.

o. Desa Mergobener
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa SD sampai dengan SMP.
2) Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari kulit jagung untuk dibuat menjadi bunga bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.
3) Pelatihan kerajinan tangan berupa pembuatan tas dan map bagi siswa kelas 4,5, dan 6 SD untuk menunjang pelaksanaan life skill education.
4) Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan gizi berkaitan dengan prestasi belajar anak.
5) Membuka service sepeda motor secara gratis bagi penduduk desa.
6) Pelaksanaan demo masak pudding dan kue fantasy sebagai sarana meningkatkan ketrampilan memasak bagi ibu-ibu PKK dan remaja putrid.
7) Pelaksanaan Seminar dan pameran pemnafaatan media pembelajaran bagi guru SD .

p. Desa Sebani
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa TK sampai dengan SD.
2) Pelatihan ketrampilan membuat kue kering dan pembuatan chiken nugget.
3) Membantu pelaksanaan HUT RI ke 62.
4) Membantu mengajar di TK
5) Membantu pembuatan media pembelajaran SD.

q. Desa Gampingrowo
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa kelas 1 sampai dengan 6 SD.
2) Penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
3) Perbaikan administrasi desa.
4) Membantu pelaksanaan Posyandu.
5) Perbaikan adminitrasi desa.
6) Membuka service sepeda motor gratis.
7) Membantu pelaksanaan HUT RI ke 62.
8) Pembinaan dan pembuatan tanaman TOGA.

r. Desa Mergosari
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka service sepeda motor gratis.
2) Memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan serta keterampilan bagi ibu-ibu PKK.
3) Melatih ketrampilan membuat Yoghurt bagi Ibu-ibu PKK.
4) Melatih ketrampilan membuat Nata de coco bagi Ibu-ibu PKK.
5) Ketrampilan membuat Lenan Rumah Tangga dengan Teknik Smock dan macam-macam Kreasi Jilbab.
6) Membuat media pembelajaran di SDN Pembenahan adminitrasi desa.
7) Melatih membuat ketrampilan bunga dai kulit jagung bagi Ibu-ibu PKK dan remaja putri.

s. Desa Macekan
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa SD sampai dengan SMP.
2) Pembinaan Karang Taruna dalam rangka menyambut HUT RI ke 62.
3) Pelatihan membuat hantaran pernikahan bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.
4) Pelatihan serasi berbusana muslim/berjiblab bagi ibu PKK dan remaja putri.
5) Membantu pelaksanaan penyuluhan di Posyandu.

t. Desa Singogalih
Program Kegiatan yang dilaksanakan
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa SD sampai dengan SMP.
2) Demo boga dengan materi resep masakan pembuatan Apem tanpa ragi, Nuggets, dan Kue Sus.
3) Membuka service sepeda motor gratis.
4) Mengadakan Seminar pendidikan bagi guru-guru sekolah dasar.

2. Kecamatan Benjeng Gresik
a. Desa Bengkelolor
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Pelatihan membuat kkue tart bagi ibu-ibu PKK dan remaja putrid.
2) Membantu mengajar di SDN I Penjarakan.
3) Membuka bimbingan belajar secara gratis bagi siswa TK sampai dengan SMU.
4) Mengadakan lombah cerdas cermat tingkat SD se Kecamatan Benjeng.
5) Membantu pembenahan adminitrasi desa.
6) Membantu pelaksanaan HUT RI ke 62.

b. Desa Gluranploso
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Membuka bimbingan belajar secara gratis untuk siswa SD kelas 1 sampai dengan 6, serta siswa SMP.
2) Membantu mengajar di SDN Pangreh .
3) Membantu dalam pembenahan adminitrasi sekolah di SDN Pangreh 2.
4) Membantu Karang Taruna dalam pelaksanaan HUT RI ke 62.
5) Membantu mengajar di Pondok Yaibad dan Pondok Daarut Taqwa.
6) Membantu pelaksanaan imunisasi pada ayam untuk mencegah flu burung.
7) Membantu pembenahan administrasi desa.

c. Desa Bulurejo
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Pelatihan pembuatan nugget banding/lele dan permen jeli pada ibu-ibu PKK dan remaja putri.
2) Membuka bimbingan belajar bagi siswa SD mulai kelas 1 sampai dengan 6.
3) Membantu warga desa dalam pelaksanaan HUT RI ke 62.
4) Mengadakan lomba Jantung Sehat berhadiah.
5) Mengadakan lombah cerdas cermat tingkat SD se Kecamatan Benjeng.
6) Melatih regu voli untuk menghadapi pertandingan voli se kecamatan Benjeng.
7) Membantu pembenahan adminitrasi desa.

d. Desa Dermo
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Membuka bimbingan belajar siswa SD kelas 4, 5, dan 6.
2) Pengadaan jalah sehat dalam HUT RI ke 62.
3) Juri lomba karaoke dalam HUT RI ke 62.
4) Pembenahan adminitrasi desa.
5) Membantu sosialisasi Pilkada.
6) Membantu mengajar di TK.
7) Pelatihan ketrampilan memasak nugget bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.


e. Desa Kedungsekar
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Membuka bimbingan belajar siswa TK, SD, SMP, dan SMA. Peserta 150 orang.
2) Pembenahan adminitrasi desa dan pembuatan TOGA.
3) Membantu pelaksanaan Posyandu bagi Balita dan Lansia.
4) Membantu pelaksanaan vaksinasi unggas.
5) Penyuluhan tentang pergaulan bebas bagi muda-mudi diikuti 50 orang.
6) Pelatihan pembuatan teh Kombucha dan pelatihan biscuit berbahan dasar tepung ubi jalar bagi ibu-ibu PKK.
7) Pelatihan computer bagi perangkat desa.
8) Mengadakan cerdas cermat tingkat kecamatan.
9) Membantu pelaksanaan HUT RI ke 62.

f. Desa Klampok
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Membuka bimbingan belajar siswa SD/MI, dan SMP.
2) Pelatihan ketrampilan membuat nugget banding dan udang windu bagi ibu-ibu PKK.
3) Pelatihan tari dalam rangka menghadapi HUT RI ke 62.

g. Desa Sirnoboyo
Program kegiatan yang dilaksanakan:
1) Membantu pelaksanaan lomba-lomba dalam rangka peringatan HUT RI ke 62.
2) Pelatihan pembuatan aksesories rambut dari kain flannel.
3) Pelatihan pembuatan kue bagi ibu-ibu PKK dan remaja putrid.
4) Penyuluhan cara pengolahan sampah skala rumah tangga.
5) Pelatihan cetak foto hitam putih bagi Karang Taruna.
6) Membantu mengajar di TPQ Tunas.
7) Pelatihan ketrampilan membuat Nata de Coco.

h Desa Kalipadang
Program kegiatan yang dilaksanakan:
8) Membantu sebagai juri lombah Poco-poco dalam rangka HUT RI ke 62.
9) Membantu sebagai juri lombah Jalan Sehat se Kelurahan Kebraon.
10) Penyuluhan Gizi Keluarga dan demo memasak.
11) Membantu sebagai juri lombah kebersihan lingkungan.
12) Membantu pelaksanaan pentas seni dalam rangka HUT RI ke 62.

j Desa Nunggu Gedang
Program kegiatan yang dilaksanakan:
13) Membuka bimbingan belajar secara gratis dalam rangka mengatasi kesulitan belajar.
14) Membantu mengajar ngaji di TPQ Nurul Islam.
15) Pelatihan penggenalan pengunaan media pembelajaran di sekolah.
16) Pelatihan ketrampilan melipat serbet/napkin
17) Pelatihan ketrampilan membuat nata de coco.
18) Pelatihan ketrampilan membuat garnish.
19) Mengadakan lombah cerdas cermat.
20) Membantu pelaksanaan lomba-lomba dalam rangka HUT RI ke 62.

k Desa Banter
Program kegiatan yang dilaksanakan:
21) Pelatihan pengunaan Media Pembelajaran “Papan Panel” di SDN Karangpilang.
22) Pelatihan menari Tari Semut dan Tari Ngapote bagi siswa TK.
23) Pelatihan ketrampilan membuat Puding Tauge.
24) Pelatihan ketrampilan memakai busana muslim/jilbab.
25) Membuka bimbingan belajar bagi siswa SD untuk pelajaran Matematika dan IPA.
l Desa Metatu
Program kegiatan yang dilaksanakan:
26) Membuka bimbingan belajar siswa TK, SD, SMP, dan SMA. Peserta 150 orang.
27) Pembenahan adminitrasi desa dan pembuatan TOGA.
28) Membantu pelaksanaan Posyandu bagi Balita dan Lansia.
29) Membantu pelaksanaan vaksinasi unggas.
30) Penyuluhan tentang pergaulan bebas bagi muda-mudi diikuti 50 orang.
31) Pelatihan pembuatan teh Kombucha dan pelatihan biscuit berbahan dasar tepung ubi jalar bagi ibu-ibu PKK.
32) Pelatihan computer bagi perangkat desa.
33) Mengadakan cerdas cermat tingkat kecamatan.
34) Membantu pelaksanaan HUT RI ke 62.
m Desa Pundut Trate
Program kegiatan yang dilaksanakan:
35) Membantu sebagai juri lombah Poco-poco dalam rangka HUT RI ke 62.
36) Membantu sebagai juri lombah Jalan Sehat se Kelurahan Kebraon.
37) Penyuluhan Gizi Keluarga dan demo memasak.
38) Membantu sebagai juri lombah kebersihan lingkungan.
39) Membantu pelaksanaan pentas seni dalam rangka HUT RI ke 62.
h. Desa Jati Rende
Program kegiatan yang dilaksanakan:
40) Membuka bimbingan belajar siswa SD kelas 4, 5, dan 6.
41) Pengadaan jalah sehat dalam HUT RI ke 62.
42) Juri lomba karaoke dalam HUT RI ke 62.
43) Pembenahan adminitrasi desa.
44) Membantu sosialisasi Pilkada.
45) Membantu mengajar di TK.
46) Pelatihan ketrampilan memasak nugget bagi ibu-ibu PKK dan remaja putri.



B. Partisipasi Pemerintah
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata, Pemerintah Kabupaten Gresik dan telah mendukung pelaksanaan KKN Tahun 2007 mulai dari perijinan sampai penerimaan mahasiswa, kehadiran mahasiswa mendapatkan respon yang positif. Hal ini suatu penghargaan bagi Unesa khusunya bahwa kredibelitas mahasiswa Univeritas Negeri Surabaya masih diakui oleh masyarakat untuk menimbah dan menyumbangkan ilmunya yang selama ini diperoleh di bangku kuliah. Di samping mahasiswa telah melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu: Pengabdian kepada Masyarakat.






BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan identifikasi yang diambil dari laporan mahasiswa KKN Unesa Tahun 2007, jumlah program seluruhnya yang dilaksanakan di lokasi KKN sebanyak 213 program yang terdiri dari 149 program dari Kecamatan Balong Panggang Kabupaten Gresik, 46 program dari Kecamatan Benjeng Gresik, dan 18 program dari Kelurahan Karangpilang Surabaya.
2. Dari jumlah program kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa apabila dinominalkan dalam bentuk uang maka jumlah kontribusi kegiatan seluruhnya sebesar Rp.63.900.000,- untuk masing-masing program rata-rata dihargai Rp.300.000,-
3. Program-program yang paling dominan yang mendapat respon masyarakat antara lain program pelatihan ketrampilan bagi Ibu-ibu PKK dan Remaja Putri dan pelatihan ketrampilan kewirausahaan yang dapat menunjang penghasilan, bimbingan belajar, lomba cerdas cermat, dan service sepeda motor.
4. Program-program yang diterapkan oleh mahasiswa KKN Unesa Tahun 2007 sebagian besar dalam bentuk non fisik, dan dalam bentuk fisik sangat sedikit sekali.

B. Saran
1. Pelaksanaan KKN Tahun 2007 tergolong berhasil dilaksanakan dengan baik, maka dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk KKN Tahun 2008.
2. Ada beberapa kekurangan untuk diantaranya tidak adanya buku materi yang menunjang dalam pelaksanaan KKN, untuk itu laporan-laporan mahasiswa KKN Unesa Tahun dapat digunakan sebagai masukan untuk menyusun konsep dasar menyusun materi KKN.
3. Perlunya dukungan civitas akademik untuk pelaksanaan KKN tahun 2008, karena hal ini berhubungan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang Ketiga yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.
4. Berdasarkan pendapat mahasiswa KKN Unesa Tahun 2007 selaku pelaksana KKN, bahwa waktu pelaksanaan di lokasi KKN kurang lama, minimal 2 bulan di lokasi, sehingga program kegiatan dilaksanakan tidak mencapai target yang direncanakan.

Senin, 20 Juli 2009

Pend.Or FIK Unesa: Pend.Or FIK Unesa: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pend.Or FIK Unesa: Pend.Or FIK Unesa: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pend.Or FIK Unesa: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Pend.Or FIK Unesa: PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ;

MEMBENTUK KARAKTER SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK

Oleh

Drs Sudarso M.Pd.

Dosen Pend.Or FIK UNESA

I. PENDAHULUAN

Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja di masa dewasa. Kita perlu memahami bahwa anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil; ia memiliki potensi, tetapi potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan mengingat pada proses dan taraf perkembangan yang menekankan pada terjadinya perubahan, proses pembelajaran di sekolah seharusnya memperhatikan kebermaknaan dalam belajar bagi anak menunjuk pada dunia minatnya (center of interst). Pelaksanaan pembelajaran pada prasekolah (Taman Kanak Kanak) perlu dikembangkan ke arah pembelajaran sesuai dunianya, yaitu yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif, dengan menerapkan konsep belajar sambil bermain. Bermain merupakan suatau kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Karena pada dasarnya manusia adalah homo ludens yaitu makhluk yang suka bermain.

Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan di mana ia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi sosial kultural, fisik dan biologis dalam lingkungannya. Berarti sekolah, guru, lingkungan keluarga, dan orang tua juga memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Menurut Piaget anak memiliki dua skema, yaitu Skema sensomotorik dan skema kognitif yang merupakan unit dasar kognisi seseorang. Anak belajar melalui indra yang dimiliki dan terlibat langsung dengan lingkungannya. Belajar melalui lingkungannya akan menumbuhkan rasa cinta dan peduli pada lingkungannya. Guru secara signifikan berperan dalam pembentukan karakter siswa, karena tema yang dibangun guru dalam proses pembelajaran akan memberikan warna dalam kehidupan anak. Pada makalah akan dibahas tentang tumbuh kembang anak, urgensi perkembangan motorik, pengaruh kebudayaan asing terhadap kepribadian anak, dan belajar sambil bermain.

II. PEMBAHASAN

  1. Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu. Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya. Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tua/orang dewasa lainnya. Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan.

Kebutuhan dasar seorang anak adalah

v ASUH ( kebutuhan biomedis)

Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman , perawatan kesehatan dini berupa imunisasi dan deteksi dan intervensi dini akan timbulnya gejala penyakit.

v ASIH ( kebutuhan emosianal)

Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang, diperhatikan dan dihargai, ,pengalaman baru, , pujian, tanggung jawab untuk kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan , tetapi lebih banyak memberikan contoh – contoh penuh kasih sayang adalah salah satunya.

v ASAH ( kebutuhan akan stimulasi mental dini)

Cikal bakal proses pembelajaran , pendidikan , dan pelatihan yang diberikan sedini dan sesuai mungkin.

Terutama pada usia 4 – 5 tahun pertama ( golden year) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, arif, dengan kecerdasan, kemandirian ,ketrampilan dan produktivitas yang baik.

PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SMP KELAS VIII

Abstrak.

DSR. SUDARSO M.Pd

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Jika dicermati dari pesan yang tersurat pada standar isi pencapaian kompetensi untuk matapelajaran penjasorkes, sesungguhnya pembelajaran yang diinginkan adalah pembelajaran Contextual teaching and Learning (CTL). CTL merupakan suatu sistem instruksional yang dikembangkan berdasarkan suatu premis bahwa makna muncul dari hubungan antara konten dan konteksnya. CTL dirancang untuk membantu seluruh siswa belajar. CTL melibatkan siswa dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang membantu mereka menghubungkan kajian-kajian akademik dengan situasi kehidupan nyata mereka, penemuan makan merupakan ide sentral dari CTL. Karena otak secara terus menerus mencari makna dan menyerap makna tersebut, mengajar seharusnya melibatkan siswa dalam suatu pencarian makna.

Gerakan pembaharuan tersebut menyampaikan pesan yang menekankan pada (1) menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, (2) mempelajari konsep-konsep abstrak dengan melakukan aktivitas-aktivitas praktis, dan (3) menghubungkan pelajaran sekolah dengan dunia nyata. Penekanan tersebut menghimbau untuk mengkaitkan kajian akademik dengan dunia nyata. ”Teaching should be offered in context. ’Learning in order to know’ should not be separated from’learning in order to do’ ” Mengacu pada ”Context” ini, diturunkanlah istilah Contextual learning. Keterampilan-keterampilan dasar harus dipelajari. Keterampilan-keterampilan ini mencakup membaca, menulis, matematika, berbicara, mendengar, menalar, berfikir kreatif, membuat keputusan, dan pemecahan masalah. Aktivitas-aktivitas bermakna seperti mempersiapkan proyek, memecahkan masalah dunia nyata, melakukan interviu, membuat grafik dan merancang presentasi multimedia menempatkan siswa dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang memiliki potensi untuk menarik sebagian besar atau seluruh indera, memicu berbagai gaya belajar, dan menumbuhkan banyak minat.

Sementara itu kebutuhan di lapangan dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan menekankan bahwa guru harus dapat mengembangkan suatu pembelajaran bermakna yang dapat mengaktifkan siswa serta membawa siswa untuk berfikir berdasarkan konteks lingkungan siswa.

Pada Tahun 2007 Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama mengembangkan perangkat pembelajaran penjasorkes untuk memfasilitasi guru agar dapat dipergunakan sebagai contoh di sekolah. Perangkat Upaya Direktoral tersebut perlu ditindak lanjuti dengan mengembangkan beberapa contoh perangkat yang dimaksud.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan berikut ini:

Bagaimanakah hasil pengembangan perangkat pembelajaran contoh untuk jenjang pendidikan SMP ?

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Konstruktivis

Pengembangan perangkat ini juga menerapkan beberapa ide pendekatan konstruktivis. Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygostky yang telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatan, dan penemuan. Salah satu prinsip kunci yang diturunkan dari teorinya adalah penekanannya pada hakekat sosial dari pembelajaran. Ia mengemukakan bahwa siswa belajar melaui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Slavin, 1997). Penelitian ini juga akan menerapkan ide-ide pembelajaran kooperatif berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Dengan kata lain, penelitian ini juga menyadari pentingnya Social Skills.

Prinsip kunci kedua yang diterapkan dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah ide bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam daerah perkembangan terdekat atau zone of proximal development mereka. Daerah perkembangan terdekat adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Tingkat perkembangan saat ini tidak lain adalah tingkat pengetahuan awal atau pengetahuan prasarat yang terkait dengan konsep yang akan dipelajari. Apabila pengetahuan prasarat itu telah dikuasai, maka kemungkinan sekali akan terjadi pembelajaran bermakna atau meaningful learning. Tetapi apabila pengetahuan prasarat itu belum dikuasai, maka siswa akan gagal, paling-paling terjadi pembelajaran hafalan. Diduga kegagalan pembelajaran kemungkinan besar disebabkan mereka belum menguasai pengetahuan prasarat itu. Dan tampaknya kegagalan untuk mata pelajaran MIPA itu terus terakumulasi mulai dari SD, SMP,SMU, dan bahkan sampai perguruan tinggi. Penelitian ini menuntaskan pengetahuan prasarat itu terlebih dahulu.

B. Contextual teaching and Learning

Contextual teaching and Learning (CTL) merupakan suatu sistem instruksional yang dikembangkan berdasarkan suatu premis bahwa makna muncul dari hubungan antara konten dan konteksnya. CTL dirancang untuk membantu seluruh siswa belajar. CTL melibatkan siswa dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang membantu mereka menghubungkan kajian-kajian akademik dengan situasi kehidupan nyata mereka, penemuan makan merupakan ide sentral dari CTL. Karena otak secara terus menerus mencari makna dan menyerap makna tersebut, mengajar seharusnya melibatkan siswa dalam suatu pencarian makna.

Gerakan pembaharuan tersebut menyampaikan pesan yang menekankan pada (1) menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, (2) mempelajari konsep-konsep abstrak dengan melakukan aktivitas-aktivitas praktis, dan (3) menghubungkan pelajaran sekolah dengan dunia nyata. Penekanan tersebut menghimbau untuk mengkaitkan kajian akademik dengan dunia nyata. ”Teaching should be offered in context. ’Learning in order to know’ should not be separated from’learning in order to do’ ” Mengacu pada ”Context” ini, diturunkanlah istilah Contextual learning. Keterampilan-keterampilan dasar harus dipelajari. Keterampilan-keterampilan ini mencakup membaca, menulis, matematika, berbicara, mendengar, menalar, berfikir kreatif, membuat keputusan, dan pemecahan masalah. Aktivitas-aktivitas bermakna seperti mempersiapkan proyek, memecahkan masalah dunia nyata, melakukan interviu, membuat grafik dan merancang presentasi multimedia menempatkan siswa dalam suatu lingkungan belajar yang kaya yang memiliki potensi untuk menarik sebagian besar atau seluruh indera, memicu berbagai gaya belajar, dan menumbuhkan banyak minat.

Sistem CTL terdiri dari delapan komponen,yakni (1) membuat hubungan bermakna: Hubungan antara sekolah dan konteks kehidupan nyata, (2) melakukan kerja bermakna:Kerja yang memiliki satu tujuan, berarti bagi orang lain, dan menghasilkan suatu karya yang berwujud nyata atau tidak nyata, (3) Pembelajaran secara mandiri (Self-Regulated Learning): Menjadi pebelajar mandiri dan aktif yang mengembangkan minat individual, bekerja sendiri atau dalam kelompok, (4) Berkolaborasi: membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, memahami bagaimana menaruh kasih sayang kepada orang lain, berkomunikasi dengan orang lain.(5) berfikir secara kritis dan kreatif: menggunakan berfikir tingkat tinggi, kreatif, dan kritis.(6) mengasuh individu: mengerti, menaruh perhatian besar dan harapan pada anak, memotivasi dan mendorong tiap siswa, siswa menghormati teman sebaya dan orang dewasa, (7) mencapai standar tinggi: Mengidentifikasi tujuan-tujuan yang memerlukan perhatian dan kemampuan dan memotivasi siswa untuk mencapai tujuan, (8) menggunakan asesmen autentik: Meminta siswa untuk menggunakan pengetahuan akademik dalam suatu konteks kehidupan nyata.

Definisi CTL atas ”Self-Regulated Learning” erat melekat pada arti ungkapan sebagian siswa mengatur diri mereka sendiri. Mereka membuat keputusan mereka sendiri dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut.Mereka mengatur dan menyesuaikan tindakan-tindakan mereka sendiri dalam hubungannya dengan suatu tujuan yang berguna. Tindakan bebas ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa sedemikian rupa hingga menghasilkan karya yang berarti. Self-Regulated Learning mensyaratkan siswa memiliki sejumlah pengetahuan dan keterampilan spesifik, yaitu melakukan kegiatan hands-on, mengajukan pertanyaan, membuat pilihan-pilihan bebas,berfikir secara kritis dan kreatif, memiliki kesadaran diri, dan dapat bekerja sama.

Dalam penerapan di kelas, pembelajaran CTL menerapkan tujuh prinsip dasar yaitu,

a. Penemuan (Inquiry)

Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan induktif, diawali dengan pengamatan dalam rangka memahami suatu konsep.

b. Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan alat pembelajaran bagi guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bertanya juga digunakan oleh siswa selama melaksanakan kegiatan yang berbasis penemuan.

c. Konstruktivisme (Constructivisme)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pegetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Proses pembelajaran terjadi dalam situasi dimana sesama siswa saling berbicara dan menyimak, berbagi pengalaman diantara mereka. Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, bagi siswa jauh lebih baik jika dibandingkan dengan belajar sendiri. Hal ini berbeda dengan pembelajaran tradisional yang secara tidak langsung mendidik siswanya untuk menjadi individu yang egoistis, tidak banyak peduli pada lingkungannya.

Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada proses komunikasi dua arah. Dua kelompok/lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

e. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

1) Dalam pendekatan CTL, kemajuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan selalu dari hasil. Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian dalam CTL menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik ini bersifat mengukur produk pembelajaran yang bervariasi, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Penilaian ini juga mempersyaratkan penerapan pengetahuan/keterampilan.

f. Refleksi (Reflection)

Salah satu pembeda pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional yang berbentuk cara-cara berpikir tentang sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa. Dalam proses berpikir itu, siswa dapat merevisi dan merespon kejadian, aktivitas dan pengalaman mereka. Prosedur umumnya, siswa mencatat butir-butir materi yang dipelajarinya, siswa dilatih untuk mengenali ide-ide baru yang muncul. Bentuk aktivitas refleksi dapat berupa jurnal, diskusi, maupun hasil karya/seni.

g. Pemodelan (Modelling)

Aktivitas guru di kelas memiliki efek model bagi siswa jika guru mengajar dengan berbagai variasi metode/teknik. Kondisi yang seperti ini banyak memberikan manfaat. Guru dapat melakukan aktivitas mengucapkan hal-hal yang dipikirkan (think alloud). Guru juga dapat memanfaatkan efek model ini dengan mendemonstrasikan cara guru menginginkan siswa belajar. Guru juga dapat melakukan sesuatu yang diinginkan agar siswa melakukannya.

C. Perangkat Pembelajaran

1. Silabus

Silabus merupakan garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi materi/ materi pembelajaran (Dokumen Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 37). Silabus yang baik harus memenuhi prinsip pengembangan silabus antara lain: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinue, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, efektif, dan efisien (Puskur dalam Mulyasa, 2006: 191).

Selain silabus juga harus memuat unsur antara lain: Nama Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/ Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Strategi Pembelajaran (Tatap Muka dan Pengalaman Belajar), Alokasi Waktu, Sumber Bahan/ Alat, dan Standar Penilaian. (Dokumen Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 39).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mempunyai fungsi perencanaan yaitu sebagai persiapan tertulis bagi guru setiap akan melakukan pembelajaran, dan fungsi pelaksanaan yaitu untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik harus memenuhi prinsip pengembangan RPP, antara lain: sederhana, utuh dan menyeluruh, kompetensi yang dirumuskan jelas, kegiatan yang disusun dan dikembangkan menunjang dan sesuai kompetensi dasar, dan terdapat koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah (Puskur dalam Mulyasa, 2006: 219).

Selain itu RPP harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : Mata Pelajaran, Kelas/ Semester, Alokasi Waktu, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, Pendahuluan (Motivasi, apersepsi, menyampaiakn tujuan pembelajaran, dst), Kegiatan Inti (Fokus pada siswa, alur kegiata rinci, metode, strategi serta pendekatan bersifat variatif), penutup (refleksi, kesimpulan pengayaan atau pekerjaan rumah), Metode Pembelajaran, Alat dan Sumber/ Bahan, dan Penilaian (Dokumen Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 43).

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) beserta kuncinya

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sarana kegiatan pembelajaran yang berdasarkan pendekatan keterampilan proses sehingga siswa lebih kreatif dan lebih mandiri. Agar lebih memperingan guru, maka LKS yang baik juga disertakan dengan kunci jawaban.

Dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) hendaknya memenuhi beberapa komponen, yaitu: topik yang dibahas, waktu yang tersedia, kompetensi dasar, indikator hasil belajar, rangkaian materi, alat dan bahan pelajaran yang digunakan, prosedur kegiatan, dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dikerjakan setelah melaksanakan kegiatan.

b. Buku Siswa

Buku siswa merupakan buku yang digunakan oleh siswa sebagai acuan untuk bidang studi tertentu, atau sebagai buku pegangan suatu pelajaran.

Menurut Marlix (2005) buku siswa mempunyai fungsi, antara lain:

1) Sebagai sumber belajar pokok yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik sebelum atau sesudah mengikuti penjelasan dari guru serta melakukan kegiatan-kegiatan belajar lainnya,

2) Sebagai uraian dan penjelasan tentang pokok-pokok bahasan utama dari kurikulum yang berlaku agar dapat dipahami, dihayati, dikuasai, dan atau ditetapkan oleh peserta didik.

Supaya buku teks berkualitas tinggi ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk pengembangan buku siswa (Nur, 2002) antara lain:

1) Materi

a. Kebenaran konten (fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan proses ilmiah);

b. Memperhatikan keterakitan sains, teknologi dan masyarakat;

c. Sistematis, sesuai struktur kurikulum.

2) Kebahasaan

a. Keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan sesuai dengan usia siswa;

b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar;

c. Istilah yang digunakan tepat dan dapat dipahami;

d. Menggunakan istilah dan simbol secara ajeg.

3) Penyajian

a. Membangkitkan motivasi/ minat/ rasa ingin tahu;

b. Format buku (ukuran, kualitas seni grafik dan gambar, dll);

c. Mendorong siswa terlibat aktif;

d. Sistematika isi buku (tata letak);

e. Memperhatikan siswa dengan kemampuan/ gaya belajar yang berbeda;

f. Sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan membaca siswa.

c. Lembar evaluasi hasil belajar siswa beserta kuncinya.

Tes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar biologi siswa setelah berlangsung serangkaian kegiatan belajar-mengajar. Lembar evaluasi hasil belajar siswa dijabarkan beserta kuncinya dalam kisi-kisi soal. Soal-soal yang dibuat mengacu pada taxonomi Bloom.

e. Media Audiovisual

Penggunaan alat bantu jenis audiovisual dalam proses belajar mengajar mendekati realitas. Lebih banyak sifat bahan audio visual yang menyerupai realisasi, makin mudah terjadi belajar. Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material (audiovisual) mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi;

2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian;

3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar;

4. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai;

5. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

D. Pengembangan Perangkat Model 4-D

Macam-macam model pengembangan perangkat, diantaranya yaitu model 4-D, Kemp, dan model Dick-Carey (Niken, 2005).

Pada penelitian ini model perangkat yang digunakan mengadopsi model 4-D (four D- models) yang disarankan oleh Thiagrajan, Semmel dan Semmel (1974). Model 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), dan Disseminate (penyebaran)

1. Define (Pendefinisian).

Tujuan dari tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini dilaksanakan dengan melakukan analisis tujuan dalam batasan materi pelajaran yang akan dikembangkan perangkatnya. Ada 5 langkah pokok di dalam tahap ini, meliputi Front-End analysis (analisis kurikulum dan analisis kebutuhan masa depan), analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep dan perumusan indikator serta tujuan pembelajaran.

2. Design (Perancangan)

Pada tahap ini dilakukan perancangan prototipe perangkat pembelajaran. Hasil dari tahap ini biasanya berupa rancangan awal perangkat. Komponen-komponen perangkat pembelajaran antara lain berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Selain itu peneliti juga mengembangkan Lembar Evaluasi hasil belajar siswa

3. Develop (Pengembangan)

Pada tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan para pakar. Langkah berikutnya adalah uji coba terbatas dengan sejumlah siswa dalam suatu kelas.

4. Disseminate (Penyebaran)

Tahap ini merupakan tahapan penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tujuan tahap ini juga untuk menguji kelayakan penggunaan perangkat di dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Kerangka Berfikir

Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Sebagai salah satu persiapan dalam percepatan pencanangan Millenium Development Goals yang menuntut pendidikan harus dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup standar isi dan standar kompetensi lulusan. membuat sekolah mempunyai otonomi untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhannya masing-masing. Dengan demikian sekolah harus menyusun sendiri indikator pembelajaran. Sekolah harus membuat perencanaan proses pembelajaran yang sesuai. Oleh sebab itu guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan perencanaan dan proses pembelajaran dengan kreatif mengembangkan sendiri perangkat pembelajaran sebelum mengajar di depan kelas.

Kenyataan di lapangan guru masih perlu diberikan contoh-contoh pengembangan perangkat pembelajaran agar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat dilakukan dengan benar, terencana, dan memberikan kemudahan, pilihan, atau membantu dalam mewujudkan kemampuan-kemampuan mengajar sesuai dengan tuntutan yang ada di lapangan pada saat ini.

BAB III

TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Memperhatikan latar belakang dan perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan beberapa contoh perangkat pembelajaran di SMP. Perangkat ini diharapkan dapat membantu guru dalam melibatkan siswa sesuai dengan kompetensi yang dituntut dalam standar isi terutama tentang Standar Kompetensi.

B. Manfaat Penelitian

Dengan berhasilnya pengembangan perangkat ini, diharapkan akan diperoleh suatu model perangkat pembelajaran berdasarkan standar isi yang potensial untuk didesiminasikan penerapannya di lapangan.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan Four-D Model (Thiagarajan dkk., 1974), untuk pengembangan perangkat pembelajaran.

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini meliputi: Perangkat pembelajaran SMP Kelas VIII, guru dan siswa SMPN 3 Surabaya.

C. Definisi Operasional

Penelitian memuat definisi operasional berikut ini:

Perangkat Pembelajaran

Bahan yang digunakan sebagai proses belajar mengajar di SMP kelas VIII untuk Standar Kompetensi : Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan. Terdiri atas Buku Siswa, Silabus dan RPP.

D. Prosedur Penelitian

Secara prinsip langkah pengembangan perangkat pembelajaran ini menerapkan empat tahap pengembangan yaitu tahap pendifinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan pendisiminasian (dessiminate). Pada Penelitian ini tidak sampai pada tahap pendesiminasian. Model 4-D dapat digambarkan pada bagan berikut ini.




Tahap pendifinisian adalah tahap menentukan dan mendefinisikan kebutuhan pengajaran. Tahap ini pada dasarnya adalah analisis. Melalui suatu rangkaian kegiatan analisis, yang diawali dengan analisis kurikulum SMP, tahap ini diakhiri dengan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran. Tahap pendefinisian ini seluruhnya terdiri dari lima langkah, yaitu front-end analysis, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran khusus.

Tahap perancangan adalah tahap merancang prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini dapat dimulai setelah tujuan pembelajaran khusus ditetapkan. Pemilihan media dan format perangkat pembelajaran dan produksi versi awal pembelajaran merupakan kegiatan utama tahap ini.

Tahap ini telah menghasilkan dua kegiatan utama yaitu tes untuk melihat ketercapaian tujuan dan desain awal perangkat pembelajaran yaitu Perangkat pembelajaran materi permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan Keseluruhan perangkat pembelajaran tersebut dilengkapi dengan instrumen validasi dan ujicoba terbatas.

Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan draf perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan para penelaah, tahap ini terdiri dari empat langkah,yakni (1) validasi perangkat, (2) revisi I, (3) Ujicoba I, (4) revisi II

Validasi dilakukan oleh penelaah. Dalam memvalidasi, penelaah sekaligus diminta untuk memberi masukan atas perangkat itu dengan cara menuliskan pada Instrumen 1a, 2a, dan 3a. Berdasarkan masukan itu dilakukan revisi atas draf I dan menghasilkan draf II.

Langkah berikutnya adalah melakukan ujicoba I terhadap draf II. Ujicoba I dilaksanakan di SMPN 3 Surabaya terhadap 20 siswa mereka diminta untuk memahami perangkat pembelajaran yang mereka gunakan yaitu buku siswa hasil validasi siswa diminta untuk dituliskan pada Instrumen 4.

E. Analisis Data

Data hasil validasi perangkat pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dari hasil validasi pakar (dosen), guru, dan siswa.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah hasil penilaian Dosen dan guru tentang perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan

A. Deskripsi Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran

1. Buku Siswa

Buku Siswa yang telah dikembangkan selanjutnya ditelaah oleh dosen dan guru dan hasilnya disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Penelaahan Buku Siswa

NO

ASPEK YANG DINILAI

SKALA PENILAIAN

Keterangan

1

2

3

4

5

1.

Komponen Buku Siswa



a.

Peta Konsep




4




b.

Tujuan



3





c.

Mengkaitkan dengan materi terdahulu



3





d.

Ilustrasi dan gambar berkaitan dengan lingkungan siswa



3





e.

Soal/Tugas latihan




4




f.

Rangkuman




4




g.

Daftar pustaka




4



2.

Penulisan Buku Siswa



a.

Kebenaran konsep.




4




b.

Kemutakhiran isi.




4




c.

Membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu.




4




d.

Sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan membaca siswa.




4




e.

Mendorong siswa terlibat aktif.




4




f.

Keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan sesuai dengan usia siswa.



3





g.

Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.




4




h.

Istilah yang digunakan tepat dan dapat dipahami.




4




i

Buku disertai ilustrasi, diagram, grafik, dan gambar yang bermutu.




4




j.

Ilustrasi atau gambar menggunakan tata letak yang efektif.




4




k.

Menggunakan istilah dan simbol secara ajeg.




4




l.

Buku siswa ini dapat digunakan sebagai pedoman baik bagi siswa maupun guru dalam kegiatan belajar-mengajar.




4



Jumlah



12

60



%



16,6

83,3





Keterangan:

1. Tidak baik

2. Kurang baik

3. Cukup baik

4. Baik

5. Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa penilaian dari penilai bahwa buku siswa berkisar antara cukup baik- baik, artinya buku ini jika dilihat dari komponen buku siswa dan penulisan buku siswa diperoleh skor 12 untuk kategori cukup, skor 60 untuk kategori baik. Komponen Buku Siswa ini meliputi: peta konsep, tujuan, mengkaitkan dengan materi terdahulu, ilustrasi dan gambar berkaitan dengan lingkungan siswa, soal/tugas latihan, rangkuman, dan daftar pustaka. Penulisan Buku Siswa meliputi komponen: Kebenaran konsep, kemutakhiran isi, membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu, Sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan membaca siswa, Mendorong siswa terlibat aktif, Keterbacaan bahasa atau bahasa yang digunakan sesuai dengan usia siswa, Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, Istilah yang digunakan tepat dan dapat dipahami, Buku disertai ilustrasi, diagram, grafik, dan gambar yang bermutu, Ilustrasi atau gambar menggunakan tata letak yang efektif, Menggunakan istilah dan simbol secara ajeg, dan Buku siswa ini dapat digunakan sebagai pedoman baik bagi siswa maupun guru dalam kegiatan belajar-mengajar.

Persentase yang diperoleh dari penilaian dosen dan guru adalah 16,6% menyatakan bahwa buku siswa yang dikembangkan cukup, 83,3% menyatakan baik.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Tabel 4.2

HASIL PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN OLEH DOSEN DAN GURU

No

Aspek yang dinilai

penilaian

1

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/ RPP


a. Identitas sekolah

3,00


b. Alokasi waktu sesuai tuntutan kurikulum

3,50


c. Standart Kompetensi (SK) sesuai kurikulum

3,25


d. Kompetensi Dasar (KD) sesuai kurikulum

3,50


e. Indikator merupakan penjabaran KD dituliskan secara operasional

3,25


f. Tujuan pembelajaran sesuai indikator dan dituliskan secara operasional

3,00


g. Materi pembelajaran sesuai SK/KD

3,25


h. Metode pembelajaran sesuai karakteristik materi

3,50


i. Alat dan Sumber belajar menunjang kegiatan pembelajaran

3,50

Rata-rata

3,31



Keterangan :1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik

Berdasarkan hasil penilaian validator yang tercantum pada Tabel 4.2, tampak bahwa rata-rata komponen RPP dinilai baik oleh validator dengan skor 3,31. Komponen RPP tersebut meliputi: identitas sekolah, alokasi waktu sesuai tuntutan kurikulum , Standart Kompetensi (SK) sesuai kurikulum, Kompetensi Dasar (KD) sesuai kurikulum, indikator merupakan penjabaran KD dituliskan secara operasional, tujuan pembelajaran sesuai indikator dan dituliskan secara operasional, Materi pembelajaran sesuai SK/KD, metode pembelajaran sesuai karakteristik materi, dan alat dan sumber belajar menunjang kegiatan pembelajaran


Deskripsi Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Siswa

Tabel 4.3

HASIL PENILAIAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

OLEH SISWA


Aspek yang dinilai

Ada

Tidak Ada

Skala Penilaian

1

2

3

4

1.

Penjabaran Konsep

  1. Kesesuaian bahan ajar dengan tujuan
  2. Keterbacaan bahasa
  3. Kesesuaian gambar dengan materi

20

20

20

-

-

-

-

-

-

3

-

-

10

15

10

7

5

10

2.

Penampilan perangkat pembelajaran

  1. Kualitas seni grafik dan gambar
  2. Tata letak

20

20

-

-

-

-

-

-

18

17

2

3

3.

Penilaian Umum

Perangkat pembelajaran ini

20

-

-

-

19

1


Jumlah



0

3

89

28


%



0

2,5

74,16

23,33

Keterangan :1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa siswa mengatakan semua komponen dalam perangkat pembelajaran semua ada. Semua komponen perangkat dinilai oleh siswa dengan persentase 2,5 % menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan cukup baik, 74,16 % menyatakan baik, dan 23,33% menyatakan sangat baik.

Berdasarkan Tabel 4.3 juga dapat dikatakan bahwa secara umum perangkat pembelajaran ini baik dan layak untuk digunakan sebagai contoh pembelajaran. Komponen Perangkat pembelajaran yang dinyatakan baik oleh siswa ini adalah dari sisi penjabaran konsep yang dinilai baik oleh mahasiswa adalah kesesuaian antara bahan ajar dengan tujuan, keterbacaan bahasa, dan kesesuaian gambar dengan materi.Dari penampilan perangkat pembelajaran yang dinilai baik oleh mahasiswa adalah kualitas seni grafik dan gambar serta tata letak.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil validasi pada dosen, guru, dan siswa, ternyata perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar di sekolah.

Sesuai dengan hasil penilaian hampir semua validator menyatakan bahwa perangkat pembelajaran tersebut baik untuk digunakan di kelas. Perangkat pembelajaran tersebut terdiri dari silabus dan RPP di dalamnya dilengkapi dengan Buku siswa, penilaian dan kunci penilaian.

B. Saran

Validasi ini juga masih terdapat kelemahan yaitu: validasi ini belum dapat melihat keseluruhan perangkat pembelajaran untuk kelas VIII, juga belum dilengkapi dengan lembar kegiatan siswa. Sehingga perangkat pembelajaran ini masih harus dilengkapi dan diujicobakan secara utuh di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Alberti, Charles E dan McCartney, Chaterine E. 1997. Study Guide forSlavin Educational Psycology: Theory and Practice. Fifth Editioan. Boston: Allyn and Bacon Publishers.

Arends, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mc

Graw-Hill

Daniel, L. Edward P.O., Alton B., 1995. Life Science. Ohio: Glencoe Macmillan/McGraw-Hill Company.

Daniel, Lucy et al. 1995. Life Science. New York: Mc-Graw-Hill GLENCOE

Depdiknas. 2006. Pedoman Pengembangan Penilaian. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Nasional.

Dokumen Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Santoso, Begot. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact

Slavin, Robert E. 1997. Cooperative Learning. Second Edition. United States of

America: A Simon and Chuster

Thiagarajan, S., Dorothy, S., Semmel, dan Melvyn, I. Semmel. 1974. Instructional

Development for Training Teacher of Exceptional Children. Source

Bllomington: Center for Innovation on Teaching The Handicapped.

Woolfolk, Anita E. 1995.Educational Psychology. Sixth Edition. Boston: Allyn and

Bacon Publisher.

Drs. Sudarso M.Pd

Dosen Jur.Pendidikan Olahraga FIK

Universitas negeri Surabaya,